Miss World, Ajang Promosi dan Eksploitasi

Minggu, 30 Juni 2013

Pada bulan September mendatang, Indonesia direncanakan akan menjadi tuan rumah kontes kecantikan Miss World 2013. Kontes kecantikan ini rencananya akan diselenggarakan di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor Jawa Barat, juga di pulau wisata Bali. Banyak pro dan kontra yang timbul pada masyarakat. Sebagian pihak yang pro menilai bahwa dengan diadakannya ajang kontes kecantikan ini di Indonesia akan meningkatkan potensi pariwisata dalam negeri. Sebagian lain banyak juga yang menolak, terutama ormas-ormas Islam.

Untuk meredam berbagai protes, pada ajang kecantikan Miss World tahun ini, penyelenggara menghapus peragaan bikini terkenal dari kontes tahunan ini dan menggantinya dengan sarung pantai tradisional. Namun walau begitu, kontes kecantikan yang mengusung 3B (Beauty, Brain and Behavior) ini nyatanya adalah sebuah ajang ‘pengeksploitasian’ perempuan. Para kontestan Miss World ini tentu akan berlomba-lomba untuk menjadi perempuan tercantik. Perempuan seolah dijadikan sebagai alat komoditi ekonomi. Mereka akan dijadikan sebagai alat promosi produk perusahaan-perusahaan besar. Tentu saja dengan diadakannya kontes kecantikan ini, banyak perusahaan besar yang akan meraup keuntungan. Seperti para sponsor acara dan juga lembaga pertelevisian yang menayangkan acara tersebut. Perempuan yang seharusnya menjadi kaum yang terjaga dan terhormat, malah rela menggadaikan harga dirinya.

Inilah dampak dari ide demokrasi, di mana terdapat 4 pilar kebebasan individu, yakni kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, kebebasan kepemilikan, dan kebebasan berperilaku. Setiap orang, tentu saja diharuskan untuk mengikuti arus westernisasi/globalisasi atas nama kebebasan berperilaku. Dalam demokrasi, setiap orang diberikan kesempatan untuk melakukan apapun sesuai keinginannya meski harus melanggar norma-norma agama dan moral. Dengan diselenggarakannya kontes kecantikan Miss World ini di Indonesia, tentu saja westernisasi atau budaya kebarat-baratan akan semakin menancap kuat dalam kehidupan masyarakat. Penyelenggaraan Miss World di Indonesia akan menjadi inspirasi bagi banyak remaja putri di negeri ini untuk tampil modis dengan membuka aurat mereka. Sehingga bukan tidak mungkin, remaja-remaja muslim di negeri ini lama kelamaan akan kehilangan identitas ke-musliman mereka karena terkikis oleh derasnya arus budaya barat.

Padahal Rasulullah saw telah mengingatkan kita lewat sabdanya, dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”. (HR. Abu Daud no. 4031, shahih).


Maka sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita menyeleksi setiap budaya asing yang masuk ke negeri kita yang tidak sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip Islam.  Untuk itu, kontes Miss World ini harus kita tolak. Disamping itu, kita pun harus menjadi bagian dari kaum muslim yang peduli umat, menyadarkan umat akan betapa bahayanya aturan demokrasi dan ide-ide Barat lainnya. Sudah saatnya kita mencampakkan aturan demokrasi dan menggantinya dengan aturan Islam yang akan menghapuskan seluruh ide-ide barat secara keseluruhan. Dan Khilafah Islamiyyah-lah yang akan menerapkan aturan al-Qur’an dan as-Sunnah secara menyeluruh, sehingga akan melindungi kehormatan perempuan dan membuat umat menyadari bahayanya liberalisasi global. (Lisda)

0 komentar:

Posting Komentar