RSBI GAGAL, ISLAM SOLUSINYA

Rabu, 16 Januari 2013
Rintisan Sekolah Berstandard Internasional (RSBI) awalnya merupakan sebuah program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Namun ironisnya, prestasi RSBI tidak begitu memuaskan bahkan hingga tahun ke-7 pelaksanaannya. Pada kenyataannya, RSBI saat ini bukan lagi mengutamakan kualitas untuk memfasilitasi sarana dan kualitas pendidikan. Tapi hanya mengutamakan besaran nilai uang dari para siswanya. 

Sebenarnya, dengan atau RSBI sekalipun nampaknya tidak ada pengaruh bagi mutu pendidikan di Indonesia yang saat ini bisa dinilai gagal. Sistem pendidikan sekulerisme yang diterapkan di sekolah-sekolah baik RSBI ataupun regular akan tetap mencetak generasi-generasi yang hanya berorientasi pada nilai. Sebagaimana juga program RSBI yang disitu hanya mengandalkan kata pengantar berbahasa inggris, kualifikasi gurus S2 dan gedung yang bagus tidak bisa akan membentuk generasi yang akan datang menjadi lebih baik dan mempunyai pandangan hidup yang jelas. Selain itu, RSBI pun sangat berpotensi mendiskriminasi siswa, dimana yang banyak diterima adalah siswa yang berasal dari kalangan menengah ke atas dan dengan kemampuan akademik di atas rata-rata. Artinya, mereka yang memiliki kemampuan akademik rata-rata dan berasal dari keluarga miskin sangat kecil kemungkinan dapat menikmati proses pendidikan di lingkungan RSBI. Hal ini terkesan seperti Negara berbisnis dengan rakyatnya dengan pembayaran yang mahal.

Sedangkan di dalam Islam, pendidikan merupakan tanggung jawab negara yang di dalamnya akan memfasilitasi sekolah untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, tidak dengan label Sekolah Internasional yang memerlukan biaya tinggi hingga tidak akan ada diskriminasi ataupun kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Pendidikan dalam Islam bertujuan untuk membentuk syakhsiyyah (kepribadian) Islam, sehingga dapat menghasilkan generasi-generasi cemerlang yang cerdas dan berkepribadian Islam. Berbeda dengan system pendidikan dengan kurikulum yang diterapkan saat ini, dimana generasi yang dihasilkan adalah generasi yang hanya berorientasi pada materi tanpa memiliki kepribadian Islam sehingga menimbulkan berbagai kerusakan. Jadi, sudah nampak jelas bagaimana cerminan pendidikan sekuler saat ini yang kualitasnya tidak kunjung membaik malah semakin hari semakin memburuk. Inilah indikasi bahwasannya setiap aturan yang dibuat oleh manusia akan berujung pada kerusakan, termasuk system pendidikan sekuler saat ini yang jelas-jelas sudah mencetak generasi-generasi yang rusak. Untuk itu, tidak ada lagi alasan untuk tetap mempertahankan aturan yang dibuat manusia. Saatnya kita kembalikan setiap aturan berdasarkan pada apa yang telah Allah turunkan, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan cara menegakkan institusi yang bisa menerapkan aturan Allah secara kaaffah, yaitu Khilafah rasyidah ala min haji nubuwwah. WaLlahu alam bish shawab.

0 komentar:

Posting Komentar