Kisah 2 Pasien Rumah Sakit

Senin, 06 Agustus 2012


“Segala puji milik Allah. Kami memohon pertolonganNya, dan mohon ampun kepada Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diriku dan keburukan amalku.
Barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada siapapun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada siapapun yang dapat menunjukinya.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, aku mengesakanNya dan tidak mempersekutukanNya.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan rosulNya, tidak ada nabi setelah Dia.
Ya Allah, berikan sholawat, salam dan kebaikan atas nabi Muhammad, keluarganya dan sahabatnya.”


Sobat remaja rahimakumullah, saya akan berbagi insiprasi tentang kisah dua orang yang mempunyai penyakit serius menempati kamar yang sama di rumah sakit. Kedua pasien ini bernama Nurul dan Zahra.

Nurul setiap siang hari dibolehkan duduk selama satu jam supaya cairan yang ada di paru-parunya cepat hilang dan tempat tidurnya terletak di sebelah jendela satu-satunya di kamar itu. Sedang Zahra hanya dapat berbaring di atas punggungnya setiap hari.

Nurul dan Zahra berbicara tentang istri, keluarga, rumah tangga, pekerjaan dan sebagainya. Setiap siang, ketika Nurul yang dekat dengan jendela duduk, ia menghabiskan waktunya bercerita kepada Zahra tentang semua yang ia lihat dari balik jendela. Nurul selama satu jam hidup dalam dunia yang lebih luas. Kegiatan dan warna dunia luar membuatnya lebih bergairah hidup.  Jendela itu menghadap ke taman yang di dalamnya ada telaga yang indah.

Angsa dan itik bermainan di atas air sementara anak-anak melayarkan kapal-kapal mainannya. Sepasang kekasih jalan bergandeng tangan di antara bunga-bunga yang berwarna-warni seperti pelangi. Pohon tua yang besar menambah indahnya pemandangan. Setiap kali Nurul yang di dekat jendela menjelaskan semuanya secara indah dan rinci, Zahra memejamkan mata membayangkan pemandangan itu.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan.

Suatu pagi, perawat yang datang membawakan air untuk mandi mereka, mendapati tubuh Nurul sudah tidak bernyawa. Ia meninggal dengan tenang dalam tidurnya. Perawat yang selama ini telah merawatnya merasa sedih. Ia memanggil karyawan rumah sakit untuk memindahkan mayat Nurul. Setelah menganggap layak waktunya, Zahra bertanya apakah ia boleh pindah ke dekat jendela. Perawat tidak keberatan dengan pergantian tempat ini. Setelah merasa bahwa Zahra telah berbaring dengan nyaman di sebelah jendela, sang perawat pergi meninggalkannya sendiri. Perlahan-lahan dengan menahan sakit, Zahra menggunakan sikunya agar tubuhnya naik dan dapat melongok ke jendela.  Akhirnya ia bakal melihat pemandangan indah itu dengan mata kepalanya sendiri. Ia tegangkan badannya lalu perlahan-lahan berputar untuk melihat ke jendela. Betapa kagetnya ketika ia mengetahui bahwa di balik jendela itu hanya tembok belaka.

Zahra lalu menceritakan kejadian yang dialaminya kepada perawat.
“Apa gerangan yang membuat teman sekamarku berbuat demikian?” Tanya Zahra kepada perawat.
“Nurul sesungguhnya buta, tembok yang ada di seberang jendela itu pun tak dapat dilihatnya.” Jelas si perawat.
“Mungkin ia ingin membesarkan hatimu…….!!!”

Sahabatku yg dicintai Allah, ini adalah sepenggal kisah yg penuh makna dan berharga bagi kita saat menjalani hidup ini. Lihatlah bagaimana Nurul yg buta selalu berupaya menyenangkan sahabatnya. Dia menginginkan sahabatnya tidak merasakan kesedihan dan penderitaan saat harus berbaring lemah di atas punggungnya. Dengan kekurangan yg dia miliki tak membuatnya GALAU dan tak menyebarkan kesedihan serta kegalauannya pada temannya.

Bedakan dengan kondisi saat ini, remaja kita memiliki kesempurnaan fisik tapi dengan sangat mudah GALAU, hanya karena cinta dan nafsu pada lawan jenis. Saat ini sahabat kita sering GALAU dan menyebarkan keGALAUan via jejaring sosial.  Sementara itu, kita masih punya orang tua yg mencintai kita, kita masih punya sahabat yg siap berbagi dengan kita, dan yg terpenting kita masih punya Allah yg selalu ada untuk kita. Sungguh sahabat, kita tak layak merasa GALAU jika kita beriman pada Allah. Saat kita GALAU, perbanyaklah ibadah kita, perdekatlah diri dengan Allah, ikutilah kajian-kajian Islam dan berkumpulah dengan sahabat yg shalih. Terlebih saat ini adalah bulan Ramadhan, bulan dibukanya pintu ampunan dan dilipatgandakan amalan sholih. Mari sahabat kita Jalani Ramadhan tanpa GALAU.
Semoga Allah selalu menguatkan kita, menjauhkan dari hal-hal yg bisa merusak iman kita, dan menjadi Remaja ANTI GALAU. Semangaaat!! Allahu Akbar!!

0 komentar:

Posting Komentar