Remaja Islam Cerdas Tanpa Kriminalitas

Kamis, 02 Agustus 2012

Remaja sebagai generasi penerus bangsa saat ini nyatanya terus menunjukkan citra yang buruk. Permasalahan demi permasalahan tak hentinya melanda remaja-remaja khususnya di Indonesia. Dari mulai kasus pergaulan bebas yang semakin menyeruak, kasus aborsi, tawuran dan anarkisme, hingga kasus kriminalitas seperti pencurian, pemerkosaan, penyalahgunaan narkoba, bahkan pembunuhan jumlahnya semakin terus meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut data BPS, jumlah kasus kriminalitas yang dilakukan oleh remaja mencapai jumlah 4.200 pada tahun 2009. 60% di antaranya adalah remaja putus sekolah, dan 81,5% di antaranya berasal dari keluarga tidak mampu dari segi ekonomi. Tindak pidana yang dilakukan remaja itu pada umumnya adalah pencurian yaitu sebanyak 60%. Pada tahun 2012 sendiri, Ketua Komisi Perlindungan Anak menyatakan bahwasannya di Indonesia terdapat lebih dari 7.000 anak yang mendekam di penjara. Mereka di antaranya adalah pelaku kasus narkotika, pemerkosaan, pencurian, dan pembunuhan.

Kenakalan remaja yang saat ini jumlahnya semakin meningkat memang bisa disebabkan oleh dua factor, factor internal juga eksternal. Faktor internal yaitu berupa lemahnya keimanan remaja menyebabkan diri mereka lebih dikuasai oleh hawa nafsu. Selain itu faktor eksternal yaitu, factor orangtua, sekolah dan lingkungan juga sangat berpengaruh pada tingkah laku remaja. Factor kemiskinan dalam keluarganya memang adalah salah satu penyebab terbesar yang mempengaruhi tingkah kriminalitas remaja. Karena terjerat kemiskinan inilah, orangtua tidak bisa memberikan pendidikan yang memadai termasuk pendidikan agama. Sedihya, kemiskinan ini tidak hanya terjadi pada 1 keluarga saja, melainkan hampir sebagian besar melanda keluarga Indonesia. Itu artinya, kemiskinan ini sudah bersifat sistemik. Oleh karenanyalah, banyak tercetak [ganti katanya dengan: mendorong peningkatan jumlah remaja-remaja jalanan. mereka mengamen, mengemis, terjerat kasus narkoba, pelecehan seksual, bahkan pembunuhan.

Tentu ini semua tidak terlepas dari peranan pemerintah yang semestinya dapat mengayomi rakyatnya termasuk remaja. Namun nyatanya, saat ini dengan system kapitalisme yang diterapkan, peluang untuk merubah dan memperbaiki keadaan remaja menjadi kembali cemerlang sangatlah kecil.  Karena pada dasarnya, system kapitalisme inilah factor mendasar dari berbagai kenakalan dan kriminalitas yang terjadi di negeri ini. Saya teringat Rasulullah pernah bersabada: “Sesungguhnya Imam itu laksana perisai, tempat orang-orang berperang di belakangnya berlindung kepadanya.” (HR Muslim). Hadits ini jelas menunjukkan kewajiban seorang pemimpin yang harus selalu seantiasa melindungi rakyatnya dan menjamin kemanan serta kesejahteraan rakyatnya. Ini jelas berbeda dengan pengaturan dan kepemimpinan dalam sistem Kapitalisme yg diterapkan saat ini.

Oleh karena itu yang harus kita lakukan untuk merubah keadaan remaja saat ini adalah dengan meninggalkan aturan Kapitalisme dan kembali kepada aturan Islam yang mulia. Kenakalan dan kriminalitas remaja hanya bisa diatasi dengan penerapan aturan Islam secara menyeluruh oleh Negara. Karena Islam akan menjamin kesejahteraan masyarakat, termasuk menjamin pendidikan masyarakat khususnya remaja. Dimana pendidikan itu terbuka dan diperuntukkan untuk kalangan mana saja, miskin ataupun kaya. Hal ini akan mencetak remaja-remaja yang berkualitas dan berkepribadian Islam, hingga kriminalitas remaja bisa diselesaikan.

Maka dari itulah, saatnya kita kembali pada aturan yang Maha Benar, aturan yang berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. InsyaAllah, remaja akan kembali bangkit dan cemerlang bersama Islam. Teringat firman Allah dalam QS An-Nisa:65 yang berbunyi:
Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (LKY)

0 komentar:

Posting Komentar