Tentang #TolakKenaikanBBM

Jumat, 21 Juni 2013
Kenaikkan harga BBM, banyak banget yang nolak, tapi juga ga sedikit orang yang mendukung atau bahkan pasrah dengan keadaan.

Beberapa bulan yang lalu, waktu isu rencana kenaikan harga BBM menguat, aku browsing gitu di Internet buat nyari berita tentang rencana kenaikan harga BBM. Ga disengaja, aku nemuin satu blog pribadi, blog seorang Mahasiswi tepatnya. Isinya ternyata mengenai pandangannya tentang berbagai aksi protes masyarakat Indonesia 'hanya karena harga BBM akan dinaikkan'. Isi dari tulisan kakak itu kurang lebih intinya adalah mempertanyakan respon rakyat Indonesia terhadap 'kebijakan' pemerintah untuk menaikkan harga BBM. "Di negara-negara Eropa aja harga BBM mencapai harga 20-30.000 perliter, tapi masyarakatnya ga ada yang protes. Lagi pula kenaikan harga BBM adalah kebijakan pemerintah yang emang udah terlalu lama memberikan subsidi BBM pada rakyat. Harusnya rakyat Indonesia bisa jauh lebih dewasa dalam menyikapi kebijakan pemerintah ini. Ngapain harus pake teriak-teriak di jalanan buat menyuarakan penolakan? Bakar-bakar ban, dorong-dorong pager? Toh pemerintah ga bakal denger ko ..................................." 

Pas baca tulisan itu, aku ngerasa miris. MasyaAllah gitu, ko ada orang se-cuek ini. Dan ini seorang Mahasiswa, kaum terdidik di kalangan masyarakat. Aku sendiri sebagai seorang muslim, menolak keras kenaikan harga BBM. Kenapa?

Pertama, karena kita tau gimana keadaan ekonomi masyarakat Indonesia. Oke, emang banyak orang kaya raya yang kalopun harga BBM di Indonesia naik sampe 30.000 perliter pun mungkin masih mampu. Tapi coba kita liat ke arah lain! 96 juta orang dari 200 juta masyarakat Indonesia masih tergolong miskin.(http://redaksi.luwuraya.com/read/2013/05/22/) untuk harga BBM subsidi saat ini aja yang 4500 perliter udah susah, gimana kalo harga BBM dinaikkan (lagi)? Di tambah lagi efek kenaikan harga BBM yang kaya efek tsunami (kalo kata Ustadzah Ratu Erma : Ketua DPP Muslimah HTI) di mana dengan naiknya harga BBM, harga-harga lain pun akan melonjak naik. Harga sembako naik, ongkos naik, listrik juga naik, aaaaah ya Allah (--,
Kebayang gitu kan kalo misalkan harga BBM di Indonesia dinaikkan, dengan keadaan yang sekarang aja rakyat udah banyak yang tercekik lilitan ekonomi, gimana nanti?

Kedua, menaikkan harga BBM itu sama aja pengkhianatan dan kedzaliman pemerintah pada rakyat. Gini deh, kalo bicara masalah demokrasi, demokrasi itu bukannya dari rakyat-oleh rakyat dan untuk rakyat ya? Walaupun nyatanya emang bukan, sama sekali bukan. Masyarakat Indonesia dituntut untuk memberikan suara dalam pemilihan wakil rakyat dan kepala pemerintah, kalo engga katanya ga demokratis. Nah, sekarang orang yang sebelum dipilih itu ngomongnya banyak, janjinya mau mensejahterakan rakyat, memenuhi aspirasi masyarakat, malah berbuat kebalikannya! Bukannya mensejahterakan rakyat, wakil-wakil rakyat kita itu malah mensejahterakan diri mereka sendiri. Bukannya membela rakyat untuk ga menaikkan harga BBM, ini malah semakin dan semakin menyengsarakan rakyat. Parahnya, dengan berbagai kemewahan yang saat ini mereka nikmati, masih banyak wakil rakyat yang korupsi daaaan masih banyak lagi. Dimana hati nurani wakil rakyat itu? Dimana?
Itu masih diliat dari kacamata demokrasi loh, secara teori dengan praktek ga ada kesinkronan. Demokrasi ooooh demokrasi, benar-benar menawarkan kesejahteraan yang penuh ilusi.

Lantas siapa yang salah? Orang-orangnya? Oke, emang benar. Tapi bukan sepenuhnya semuanya salah mereka. They're victims. Victims of Democracy's System. Aku yakin, wakil-wakil rakyat kita itu sebenarnya baik, awalnya. Tapi waktu mereka masuk ke dalam pemerintahan, jadi 'begitu'. Jadi yang salah sebenernya adalah sebuah sistem yang mengikat dan mengarahkan mereka untuk berbuat dzalim pada rakyat, bertentangan dengan niat awal mereka yang mulia -untuk mensejahterakan rakyat-. Emang demokrasi itu salah, salah banget! Ya mana ada aturan manusia yang menandingi aturan Allah! Demokrasi itu aturan buatan manusia, sudah pasti dan jelas salah.

Nah, sekarang kita bicara dalam kacamata Islam, aturan Islam.
Dalam Islam, ga ada yang namanya kebebasan individu secara mutlak, seluruh perbuatan manusia harus senantiasa dikaitkan dengan hukum syara (wajib, sunnah, mubah, makruh, haram dan halal atau haram). Beda sama demokrasi yang memiliki 4 pilar kebebasan individu, kebebasan beragama, berpendapat, berperilaku, dan kepemilikan. Yang perlu digaris bawahi dalam masalah ini adalah kebebasan kepemilikan yang diusung oleh demokrasi. Kita tau, dalam demokrasi kita bebas memiliki apapun asalkan memiliki uang. Mau beli pulau, gunung, mata air, no problemo asalkan ada uang. Sedangkan dalam Islam, Rasulullah saw bersabda:
« اَلْمُسْلِمُوْنَ شُرَكَاءُ فِي ثَلاَثٍ فِي الْكَلإَِ وَالْمَاءِ وَالنَّارِ»
“Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal, yaitu padang rumput, air dan api.“

Dalam hadist ini udah jelas banget, harusnya kepemilikan BBM (bagian dari Sumber Daya Alam berupa api) adalah berada pada tangan kaum Muslim secara umum, tidak dikapitalisasi seperti saat ini. Harusnya Sumber Daya Alam, ga cuma BBM itu pengelolaannya diserahkan pada negara Islam, ga dimiliki sama satu orang atau sekelompok orang yang berkelimpahan uang. Nah, ini adalah alasan paling mutakhir untuk menolak kenaikan harga BBM. Indonesia adalah negeri Muslim terbesar di dunia, negeri kita kaya dengan sumber daya alam! Terus kenapa sekarang pemerintah dengan ngototnya menaikkan harga BBM? Negeri kita kan sumbernya sumber daya alam! Hadeuuuuh -____-" Kalo aja pemerintah kita ini ga terus menerus bergantung pada orang-orang Barat yang licik, pasti negeri kita yang kaya raya ini bakalan sentosa! Tapi itupun bisa direalisasikan kalo misalkan pake aturannya aturan Islam. Yang kaya bukan cuman Indonesia, tapi seluuuuruh kaum Muslimin di muka bumi ini! SubhanAllaaaaah :)))) Yaaaa gimana engga. Aturan Islam  itu adalah aturan yang universal, rahmatan lil alamin. Daulah Khilafah, negara satu-satunya yang dapat menerapkan aturan Islam akan menaungi seluruh negeri-negeri Muslim di dunia, menyatukan seluruh umat Muslim dalam satu negara, satu bendera, yaitu Islam. Dimana nanti Indonesia, Palestina, Suriah dan negara lainnya akan menjadi satu, betapa indahnya :')

Jadi, kesimpulannya adalah penolakan kenaikan harga BBM itu bukan hanya karena kekhawatiran kita terhadap dampak kenaikan beban hidup, tapi juga kita menolak kenaikan harga BBM karena kita punya solusi lain yang mampu mensejahterakan kita semua, mengembalikan lagi kejayaan Islam dan umat Islam kembali menjadi Khairu Ummah. Yang ga lain dan ga bukan adalah dengan jalan menerapkan kembali aturan Islam secara kaaffah dalam bingkai Daulah Khilafah Rasyidah ala minhaji nubuwwah :') 

Nah, temen-temenkuh yok segera ambil bagian dalam perjuangan untuk sama-sama meraih kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat, insyaAllah :) Wallahu alam bi shawab :) 

#TolakKenaikanBBM

0 komentar:

Posting Komentar